Kritik terhadap Tintin

Dalam episode-episode awal, serial ini banyak mendapatkan kritikan sebagai cerita yang mengandung rasisme, bengis, penjajahan, tidak sayang kepada binatang dan lebih berpihak kepada fasis serta menggambarkan lukisan orang-orang bukan Eropa sebagai bangsa yang lebih rendah. Pihak Yayasan Hergé menyatakan bahwa kritikan-kritikan tersebut amat naif[33]. Hal ini dikarenakan apa yang dilakukan oleh Hergé tidak terlepas dari lingkungan dimana dia dibesarkan. Hal ini tersirat dari pernyaatan Harry Thompson yang menyatakan bahwa Hergé hanya melakukan apa yang diperintahkan padanya oleh Abbé Wallez[33]. Selain itu lingkungan di sekitarnya sangat mempengaruhinya dimana dia mengakui bahwa "Aku mendapatkan banyak pengaruh dari komunitas borjuis di sekitarku"[30].

Dalam episode Tintin di tanah Sovyet, kaum Bolshevik digambarkan sebagai pihak yang sangat kejam.Hergé diberikan pekerjaan sebagai ilustrator pada Moscow Unveiled, dari Wallez dan dikarang oleh Joseph Duillet, bekas konsul kedutaan Belgia di Rusia pada masa rezim Soviet masih berkuasa, walaupun hal ini tidak ditemuinya di Belgia, sebagai suatu negara penganut Katolik yang taat. Di Rusia, yang diakui hanyalah agama Bolshevik dan di luar itu adalah ateis[30]. Dalam episode ini digambarkan bahwa para pemimpin Bolshevik hanya bertuhan pada kerakusannya sendiri, dan Tintin menemukan harta terpendam dari Lenin dan Trotsky.Hergé mengakui bahwa kealpaanya dalam serial ini sebagai masa pelanggarannya akan hukum di waktu muda.[33] Baru pada tahun 1999, penggambaran ini dapat diterima, namun tabloid mingguan berbahasa Inggris untuk bidang Ekonomi dan Hubungan International,The Economist, menyatakan "Dalam peninjauan kembali atas serial ini, ternyata penggambaran Hergé atas kelaparan dan kekejian tirani oleh rezim Soviet pada masa itu, adalah sangat akurat".[34]

Sedangkan Tintin di Congo mendapatkan kritik sebagai episode yang merendahkan bangsa Afrika, dimana di sana digambarkan bahwa mereka adalah bangsa yang naif dan primitif. Pada edisi aslinya, Tintin digambarkan sedang mengajar kelas yang terdiri atas anak-anak Afrika saja."Mes chers amis," katanya, "Je vais vous parler aujourd'hui de votre patrie: La Belgique" yang terjemahannya dalam bahasa Indonesia adalah "Teman-temanku, hari ini aku akan menceritakan padamu tentang tanah leluhurmu: Belgia". Hergé menggantinya dengan cerita bahwa Tintin sedang mengajarkan matematika. Dia mengakui cacat ini dan menyatakan bahwa "Aku menggambarkan episode ini .... mengacu pada pandangan pemerintah Belgia pada masa itu"[30]. Berbagai cacat dalam serial ini kemudian disarikan oleh Sue Buswell pada tahun 1988[35], sebagai tindakan yang merendahkan bangsa lain dan rasa ketidak sayangan kepada hewan, walaupun Thompson mencatatnya sebagai tindakan yang di luar batas[33]. Dalam serial ini digambarkan bahwa jagoan kita membunuh lebih dari 15 antelope, namun hanya 1 yang diambil untuk makan malam, dan hal ini menimbulkan protes cukup keras dari para penerbit dari negara-negara Skandinavia dan meminta Hergé untuk mengganti gambar tersebut. Selain itu ada juga gambar yang cukup mengundang kontroversi yaitu ketika jagoan kita mengebor kulit badak dan memasukkan dinamit kedalamnya kemudian untuk diledakkan. Dalam cetakan terbaru gambar ini telah diganti dengan gambar ketika secara tidak sengaja badak tersebut menginjak pelatuk senjata laras panjang Tintin dan dia lari terbirit karena terkejut[23]. Pada tahun 2007 Komisi untuk Persamaan Hak dari UK, meminta pengembalian kembali seluruh cetakan serial ini, Tintin di Congo.[36][37] Dan pada bulan Agustus 2007, para siswa yang berasal dari Kongo mengirimkan surat komplain resmi atas serial ini yang dianggap telah merendahkan mereka[38].

Beberapa episode awal dari serial ini banyak mengalami perubahan yang disesuaikan dengan permintan dari para penerbit. Sebagai contoh, karena dorongan dari para penerbit Amerika, Hergé mengubah karakter kulit gelap dalam serial ini menjadi lebih putih atau netral[39]. Episode Bintang Misterius, awalnya terdapat karakter penjahat Amerika dengan nama keluarga Yahudi, Mr. Blumenstein. Hal ini bisa menimbulkan kontroversi di Amerika, karena karakter yang digambarkan di sana adalah Yahudi secara stereotip. Blumenstein kemudian diubah menjadi orang Amerika yang tidak memiliki dasar etnis manapun dengan nama baru, Mr. Bohlwinkel, dan pada cetakan terbaru dia menjadi orang Amerika Selatan dari negara fiksi Sao Rico. Namun ternyata Hergé menemukan bahwa nama baru yang diberikan itupun adalah nama Yahudi[27].

0 komen:

Posting Komentar

katakan apa yang kamu pikirkan,

aku

Foto saya
Jogja, Indonesia
freeLANDer, freeTHIINKer, freeWRITEr, freeREADer, architect, creativeDESIGNer, PHOTOSHOPer, CORELer, GUITARist, PILOKer, DISCUSSier, EATer, LAUGHer, LOVEr

fans-fansku, hehe

blog yang lain

tulisan masa lalu

kamu orang ke:

Counter