menulis dan bukan mengarang

Ketika aku SD, tiap liburan, pasti ada tugas mengarang tentang liburan. Dan karena itu tugas mengarang, aku melakukan sebenar-benarnya mengarang. Membayangkan sebuah liburan yang sempurna, liburan yang sangat indah, tapi kenyataannya sampai sekarang tidak ada yang namanya sempurna.

Dan temanku bilang, memang sampai sekarang kegiatan mengarang itu masih menjadi tugas bagi anak-anak sekolah. Aku mendukung, tapi juga tidak setuju.

Sampai sekarang aku berkeyakinan bahwa tugas mengarang itu harus dihapuskan diganti dengan tugas menulis. Sama dengan keyakinanku untuk menghapus kata pengarang dalam kamus kepalaku dan menggantinya dengan penulis.

Sebenarnya alasannya sederhana. Penulis itu menuliskan apa yang dipikirkannya, menuliskan apa kenyatannya, menuliskan apa yang diinginkannya, menuliskan apa-apa saja yang benar dari pikirannya. Sedangkan mengarang, seperti kegiatan menulis hal-hal yang tidak benar, karena itu terserah kepada pengarangnya.

Menulis adalah kegiatan yang lebih serius daripada mengarang, meskipun secara fisiknya hal itu sama saja dengan mengetik keyboard di komputer maupun menggerakkan pulpen. Bedanya, menulis menggunakan pikiran yang lebih rasional daripada mengarang.

Ketika seseorang disebut pengarang dan bukan penulis, hal itu menurutku sebuah penghinaan. Karena orang lain menganggap semua tulisannya adalah karangan, yang berarti pengarang tidak menggunakan kepalanya saat melakukan kegiatan menulis itu.

Ketika dilihat dari output yang dihasilkan, dapat dilihat bedanya. Kegiatan menulis, menghasilkan tulisan yang lebih masuk akal, yang dapat diambil manfaatnya, dapat diambil pelajaran dari tulisan itu, meskipun bentuknya hanya fiksi. Karangan-karangan, entah bentuknya non-fiksi pun dapat dilihat dari sampah atau tidaknya tulisan itu.

Toh sebenarnya masalah antara karangan dan tulisan bukan berada pada fiksi atau non-fiksi. Tapi dari berguna, bermanfaat, dan berisinya sebuah tulisan. Dan juga dari proses berpikir yang pasti dilakukan selama menulis.

Ketika aku SD, yang kulakukan saat berpikir adalah, bagaimana aku bisa menulis cerita yang bagus. Dan bukannya, bagaimana aku harus menyampaikan sesuatu yang aku pikirkan.

Kegiatan yang harus dilakukan sejak kecil dan menjadi tugas pelajaran bahasa Indonesia adalah tugas menulis. Yang dengan itu sejak kecil anak sudah diajarkan untuk berpikir dan menuliskan pemikirannya. Dan sudah selayaknya kegiatan mengarang dihapuskan, diganti kegiatan menulis yang lebih menantang.

Menulis adalah kegiatan paling jujur yang pernah dilakukan manusia.

1 komen:

Anonim mengatakan...

gk menarik ceitanya... huuu....

Posting Komentar

katakan apa yang kamu pikirkan,

aku

Foto saya
Jogja, Indonesia
freeLANDer, freeTHIINKer, freeWRITEr, freeREADer, architect, creativeDESIGNer, PHOTOSHOPer, CORELer, GUITARist, PILOKer, DISCUSSier, EATer, LAUGHer, LOVEr

fans-fansku, hehe

blog yang lain

tulisan masa lalu

kamu orang ke:

Counter