Dua Puluh Empat Jam
Setiap orang diberikan waktu yang sama dalam sehari. Dua puluh empat jam. Tapi penggunaan waktu mereka berbeda-beda tergantung orang itu sendiri. Ada yang merasa sehari waktu dua puluh empat jam itu tidak cukup, atau ada bahkan yang merasa dua puluh empat jam terlalu lama. Einstein bilang kecepatan itu relative, tapi orang-orang juga bilang waktu itu relative.
Terlalu lama atau terlalu cepat dua puluh empat jam itu memang tergantung dengan seberapa banyak kegiatan yang dilakukan seseorang. Seberapa besar atau kecil efek dari kegiatan yang dilakukan. Seberapa lama kegiatan itu dilakukan.
Menunggu itu membuat waktu terasa lebih lama. Tapi tidur itu membuat waktu terasa lebih cepat. Mengerjakan tugas dengan dikejar deadline membuat waktu terasa cepat. Tapi mendengarkan kuliah yang membosankan membuat waktu terasa berjalan lambat.
Tapi dua puluh empat jam tiap orang bisa berbeda-beda.
Rasulullah tidur hanya empat jam sehari, selebihnya berdakwah. Mungkin berada dalam kajian-kajian bersama para sahabatnya, mungkin berada di rumah-rumah orang miskin yang beliau santuni, mungkin berada dalam rumahnya sedang shalat, mungkin seharian mengembala domba saat masih remaja. Atau banyak kegiatan lain.
Banyak orang biasa yang juga punya waktu sama seperti semua orang di dunia ini, dua puluh empat jam, tapi orang-orang biasa itu banyak menghasilkan sesuatu yang besar dalam hari-harinya. Tidur hanya sebentar, bangun pagi-pagi sekali untuk beribadah, atau untuk bekerja, atau untuk belajar. Dan seharian bekerja, belajar, atau beribadah seperti kita, tapi malamnya mereka tidur lebih larut malam untuk bekerja, belajar, atau beribadah. Mereka adalah orang-orang yang tidak mau atau tidak bisa tidur lebih lama dari beberapa jam itu.
Tapi adalagi orang yang seharian hanya makan, tidur, dan bermain. Bangun tidur, makan, dan bermain tanpa melakukan apa-apa. Lalu tidur lagi, dan besok begitu lagi. Seterusnya. Mereka belum tahu apa yang bisa mereka lakukan dalam hidup mereka selain itu.
Tapi yang paling penting dari semua itu adalah, tiap detik, tiap jam, tiap dua puluh empat jam per hari, tiap bulan, tiap tahun, bahkan hidup kita, akan dipertanggungjawabkan suatu saat nanti. Entah apapun kegiatan yang kita lakukan selama ini semuanya akan ditanyakan. Tidur, main game, smsan, jalan-jalan, kuliah, hunting foto, atau yang lain. Semuanya dipertanggungjawabkan.
Setiap orang memang diberi bekal dua puluh empat jam yang sama dalam sehari. Tentang
bagaimana memanfaatkannya, semuanya kembali pada masing-masing orang bagaimana kebutuhan dirinya, apa yang bisa dilakukannya, apa kewajibannya. Pasti yang paling tahu semua itu adalah pribadi masing-masing. Dan ya, semuanya dipertanggungjawabkan.
aku
- nad
- Jogja, Indonesia
- freeLANDer, freeTHIINKer, freeWRITEr, freeREADer, architect, creativeDESIGNer, PHOTOSHOPer, CORELer, GUITARist, PILOKer, DISCUSSier, EATer, LAUGHer, LOVEr
- aiang aikal
- ardy seto
- arif KA
- asti satu
- denny eko
- dimas agil
- doni
- dwinna
- emel
- erwin jahja
- fikri hidayat
- gandul-gandul
- gilang
- ian
- mas abas
- mas adhi
- mas faaz
- mas fauzi
- mas firman
- mas frizky
- mas hafiq
- mas hilmy
- mas miftah
- mas rendhy
- mas reza
- melyn
- mita
- musyafa
- nasikun
- ninan
- om makbul
- pari
- pras
- raisa
- sau
- si lebah kecil
- sino
- tifa
- yadhi
- zy
4 komen:
Qt dikasih waktu sama 4JJ I tanpa kita tau berapa detik, menit, jam, hari, bulan, ataupun tahun
jadi aku terus berfikir klw aku in sekarat, klw semua manusia itu sesungguhnya dalam keadaan sekarat.
Toh, dalam kedokteran sekarat itu kan artinya "menjelang kematian"
tapi "sekarat" memotivasi (khususnya untuk aku nad) untuk selalu berbuat baik, karena kita ga tau kapan kita mati. Dan aku mau hal yang aku lakuin sebelum aku mati itu adalah berbuat baik. ^^
meskipun aku hadir dalam hidup km buat bikin km ga sekarat lagih tetep ga ngaruh?
nad, km penyemangat ku
hidupku lebih berarti karena km nad
jadi km berpengaruh nad, sangat... ^^
makasih ya nad...
hoho, jadi malu..
:">
Posting Komentar
katakan apa yang kamu pikirkan,