Warisan

Tintin dan penciptanya Hergé telah dijadikan panutan dan menjadi bahan rujukan banyak pekerja seni di dunia komik. Yang paling terkenal dan paling berpengaruh adalah, gaya penggambaran Hergé yang disebut sebagai ligne claire. Semua pihak yang urun rembug pada majalah Tintin juga mempergunakan gaya ini. Dan yang paling bisa dilihat terpengaruh akan gaya tadi adalah ketika kita memperhatikan hasil karya dari Jacques Tardi, Yves Chaland, Jason Little, Phil Elliott, Martin Handford, Geoff Darrow dan Garen Ewing.

Warisannya yang lain adalah terciptanya pasar komik untuk para kolektor; serial yang diikuti dengan edisi khusus untuk para kolektor banyak diadopsi dan diterapkan oleh para penerbit dari Perancis dan Belgia. Model ini menjadikan para pencipta komik akan mendapatkan pemasukan yang cukup stabil, dimana mereka masih dapat mendapatkan penghasilan di samping mereka dituntut untuk selalu menghasilkan kreasi-kreasi baru. Hal ini berlawanan dengan pola yang diterapkan oleh para penerbit dari Amerika dan Inggris dimana mereka menganut pola yang lain, yang kurang menguntungkan bagi para pencipta komik. Namun hal ini dibantah oleh Roger Sabin yang menyatakan bahwa pola yang pertama akan membuat para pekerja seni akan menghasilkan hasil yang prima."[66] Paul Gravett juga menyatakan bahwa berbagai macam bahan rujukan dan juga arsip foto milik Hergé yang mulai diimplementasikan sejak Lotus Biru, adalah suatu titik balik penting yang membuat karya-karya-Nya menjadi lebih dewasa dan lebih baik."[7]

Di dunia seni, baik Andy Warhol dan Roy Lichtenstein menyatakan bahwa Hergé sebagai orang yang sangat mempengaruhi mereka. Lichtenstein membuat lukisan yang didasarkan pada cuplikan episode dari Petualangan Tintin, sedangkan Warhol mempergunakan gaya "ligne claire" serta membuat seri lukisan dimana Hergé menjadi subyeknya. Ia menyatakan bahwa: "Hergé telah mempengaruhiku sebagaimana layaknya Walt Disney. Untukku, Hergé bukan hanya sekedar artis komik kebanyakan."[67]

Dalam dunia musik, Tintin telah menjadi inspirasi dari beberapa group band dan musisi. Sebuah group bank dari Inggris bergenre technopop dari era tahun 1980-an mengambil nama dari si kembar Dupont dan Dupond. Stephen Duffy, bekas anggota dari group band Duran Duran, menampilkan the minor hit single "Kiss Me" dengan nama "Tintin"; namun dia harus mengubah namanya dikarenakan tekanan akan penyalahgunaan hak atas kekayaan intelektual. Duffy juga membuat album Designer Beatnik dengan nama "Doctor Calculus" yang mengambil referensi dari Profesor Lakmus. Sebuah group band beraliran rock (psychedelic rock)dari Australia dan group bank American independent progressive rock juga mempergunakan nama "Tin Tin", tak lupa duet group dansa dari Inggris Tin Tin Out juga terinspirasi dari serial ini. Penulis/penyanyi dari Afrika Selatan Gert Vlok Nel membandingkan Tintin dengan Tuhan pada lagunya berjudul "Waarom ek roep na jou vanaand". Kemungkinan besar hal ini dikarenakan karakter Tintin yang begitu sempurna yang sudah seperti layaknya Tuhan. Seorang kartunis dari Australia cartoonist, Bill Leak sering menganalogikan Perdana Mentri Australia Kevin Rudd sebagai Tintin.

Hergé juga dipuji sebagai "creating in art a powerful graphic record of the 20th century's tortured history" melalui hasil karyanya, Tintin.[68] sedangkan "Ensiklopedia Komik Dunia Maurice Horn" menyebutnya sebagai orang yang memiliki "spear-headed the post World War II renaissance of European comic art".[69] Seorang ahli filsuf Perancis, Michel Serres menyatakan bahwa 23 album Tintin telah menghasilkan "chef-d'oeuvre", suatu mahakarya dimana hingga detik ini belum ada novelis Perancis yang menandinginya dalam hal ketelitiannya dan kemasyhurannya".[70]

Perlu diingat pula bahwa Tintin pernah dijadikan bahan referensi dari serial The Simpsons dalam episode Husbands and Knives.

Penghargaan

Pada tanggal 1 Juni 2006, Dalai Lama memberikan penghargaan International Campaign for Tibet's Light of Truth atas tokoh Tintin, bersama-sama dengan Archbishop Afrika Selatan Desmond Tutu.[71] Penghargaan itu diberikan sebagai pengakuan atas karya Hergé Tintin di Tibet, dimana Executive Director dari Dunia Informasi Teknologi dari Europa, Tsering Jampa menyampaikan bahwa"for many ... their introduction to the awe-inspiring landscape and culture of Tibet".[72] Pada tahun 2001, Yayasan Hergé memperbaiki terjemahan bahasa Tionghoa atas karyanya dengan judul Tintin di China's Tibet. Dimana kemudian karya tersebut dicetak ulang dengan terjemahan yang benar.[73] Sebagai wakil dari Yayasan Hergé, janda Hergé Fanny Rodwell menyatakan: "Kami tidak pernah menduga bahwa kisah persahabatan ini akan memiliki gema lebih dari 40 tahun kemudian"

2 komen:

Hilmy Nugraha mengatakan...

tulisanmu nad?
keren.

nad mengatakan...

maap mengecewakan mas,
tapi ini dari wikipedia.org

Posting Komentar

katakan apa yang kamu pikirkan,

aku

Foto saya
Jogja, Indonesia
freeLANDer, freeTHIINKer, freeWRITEr, freeREADer, architect, creativeDESIGNer, PHOTOSHOPer, CORELer, GUITARist, PILOKer, DISCUSSier, EATer, LAUGHer, LOVEr

fans-fansku, hehe

blog yang lain

tulisan masa lalu

kamu orang ke:

Counter