apa itu cinta tanya ida
Ida sms aku tadi malem tentang cinta. Dia bingung dengan apa yang ia rasakan terhadap *sensored*. Tapi aku sama sekali ga berniat ngegodain dia dengan itu. Biasa aja, toh hal itu memang normal.
Ida pertama nanya, apakah perasaan mengkhawatirkan orang lain itu berarti dia suka terhadap orang tersebut?
Well, salah kaprah pertanyaannya itu.
Kalo aku suka kepada orang, aku akan dengan mudah berkomunikasi dengannya, mudah bergaul dengannya, nyaman bila berada di dekatnya. Suka berarti menyukai karakternya. Menganggapnya orang baik. Itu yang aku katakan suka. Begitu juga kalau aku bilang aku tidak suka kepada orang. Berarti aku tidak suka dengan karakternya, aku tidak setuju dengan tingkah lakunya, atau apapun yang membuatku tidak ingin bergaul dengan dirinya. Itu semua perasaan suka dan tidak suka.
Mengkhawatirkan keadaan orang lain, siapapun, itu berarti perasaan sayang karena pasti kita tidak mau sesuatu yang buruk terjadi pada dirinya. Perasaan sayang itu normal tejadi pada siapapun untuk siapapun. Fitrah manusia untuk menyayangi makhluk yang lain.
Dan cinta, adalah pertanyaan Ida yang terbesar. Bagaimana seseorang cinta kepada orang lain? Bagaimana rasanya dan selanjutnya apa?
Aku mendiskusikan terlebih dahulu apa pengertian cinta dengan Haikal, apa yang kami rasakan dan bagaimana kami menyikapinya.
Haikal dan aku sepakat beberapa hal, dan sepakat untuk berbeda untuk beberapa hal pula. Kami sepakat bahwa menilai cinta kepada orang lain adalah dengan melihat efek yang terjadi ketika orang itu tidak ada di samping kita. Misalnya, kalau dia tidak pernah muncul dalam hidup Ida, apa pengaruhnya? Apakah setelah bertemu ada banyak perubahan-perubahan membaik yang terjadi pada Ida? Atau bahkan tidak terjadi perubahan sama sekali, dan tidak berpengaruh apa-apa. Bisa diliat jga, bila sekarang orang itu pergi dalam arti meninggal, atau ndak kuliah lagi di Jogja atau ndak pernah lagi sms atau muncul di depan Ida karena Ida gatau alasannya apa, Ida akan bagaimana? Mencari dirinya dan meminta alasannya yang masuk akal itu normal. Tapi sebenernya apa yang Ida rasakan tepatnya? Hancur tanpa kekuatan untuk bangkit, atau hanya menangis sekali dua kali dan setelah itu mencoba untuk melupakannya? Atau tidak akan pernah melupakan sampai mati dan berani hidup hanya dengan bayangannya? Bagaimana, Da?
Dan yang membuatku dan Haikal tidak sependapat adalah, Haikal mengatakan, perasaan cinta itu pasti ada kata saling. Kedua pihak merasakan hal yang sama dalam cinta. Aku tidak setuju pernyataannya, dan memilih untuk menyatakan, entah saling atau tidak, seseorang mencintai dengan tulus terus meskipun orang itu menolaknya berkali-kali dan meninggalkannya. Itu cinta jika perasaan itu tidak berkurang dan tidak menjadi benci. Disanalah kuat tidaknya perasaan itu diuji.
Namun ketika rasa yang diakui cinta itu hilang hanya sejenak, itu bukan cinta. Melupakan perasaan cinta sebenernya butuh waktu bertahun-tahun, bahkan proses melupakan itu berlangsung sampai mati. Disitu yang namanya cinta. Silahkan menilai perasaanmu sendiri, Da. Jangan berbohong pada hatimu sendiri.
1juli2009 - baca tulisanku ya, Da
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
aku
- nad
- Jogja, Indonesia
- freeLANDer, freeTHIINKer, freeWRITEr, freeREADer, architect, creativeDESIGNer, PHOTOSHOPer, CORELer, GUITARist, PILOKer, DISCUSSier, EATer, LAUGHer, LOVEr
- aiang aikal
- ardy seto
- arif KA
- asti satu
- denny eko
- dimas agil
- doni
- dwinna
- emel
- erwin jahja
- fikri hidayat
- gandul-gandul
- gilang
- ian
- mas abas
- mas adhi
- mas faaz
- mas fauzi
- mas firman
- mas frizky
- mas hafiq
- mas hilmy
- mas miftah
- mas rendhy
- mas reza
- melyn
- mita
- musyafa
- nasikun
- ninan
- om makbul
- pari
- pras
- raisa
- sau
- si lebah kecil
- sino
- tifa
- yadhi
- zy
1 komen:
apa ya nad?
Posting Komentar
katakan apa yang kamu pikirkan,