buat adek-adekku yang lagi mau milih kampusnya
ini buat semua anak sma kelas tiga yang mau masuk kuliah, dengar ini.
kalau kalian mau melanjutkan sekolah kalian ke jenjang yang lebih tinggi, maksudnya kuliah,
pilih jurusan dimana mimpi kalian ada disana, pilih mana yang kalian suka, pilih yang kalian tahu disanalah masa depan kalian dimulai. dengar kata hati kalian, dan jangan dengar kata orang.
sudah terlalu banyak kasus yang dialami teman-teman kakak kalian ini. banyak yang memilih untuk pindah jurusan, pindah universitas, tidak melanjtkan kuliah, stress dengan kuliahnya, merasa rugi dengan kampusnya, dan sebagainya. aku hanya tidak ingin kalian menjadi bagian diantara teman-temanku itu. aku ingin, kalian kuliah karena masa depan kalian memang ada disana.
disini aku ga akan membahas jurusan apa yang sebaiknya kalian pilih karena kalian lebih tahu mana yang lebih pantas untuk diri kalian sendiri. aku juga tidak akan membahas, lapangan kerja apa yang bisa kalian dapatkan setelah lulus dari kampus, karena menurutku, kampus seharusnya bukan mesin pencetak tenaga kerja.
tapi aku hanya menyarankan, pilihlah jurusan atau universitas yang memanusiawikan kalian, adik-adikku, yang bukan memanfaatkan kalian hanya sebagai pembayar uang kuliah, yang bukan memanfaatkan prestasi kalian hanya untuk menaikkan harga jual kampus kalian, yang bukan memanfaatkan banyaknya uang yang kalian punya untuk membuat orang-orang percaya bakwa kampus itu bermutu.
khusus untuk adik kandungku, entah kamu membacanya atau tidak, asti, kalau kamu memilih kedokteran ugm di pilihan pertama formulirmu, pikirkan kembali. aku memang tidak meragukan isi kepalamu, karena aku tahu, nilai-nilaimu jauh melampauiku.
tapi denger ini As, kalau asti pengen masuk kedokteran cuma pengen penuhin keinginan mama dan papa ada salah satu anaknya yang jadi dokter, lupakan saja kedokteran. mama papa hanya ingin rasa bangga ketika mebicarakan anak-anaknya kepada teman-teman maupun sodara-sodara kita.
kalau asti pengen jadi dokter, cuma karena pengen kaya dan hidup terjamin, lupakan saja kedokteran. masih banyak cara lain yang lebih realistis untuk jadi kaya. menjadi pengusaha lebih mungkin jadi kaya daripada jadi dokter.
kalau asti pengen jadi dokter, karena prestise, karena asti bakal bangga sama diri asti sendiri karena berhasil jadi dokter, asti lebih baik ninggalin kedokteran. indonesia tidak butuh dokter-dokter yang bangga terhadap dirinya sendiri.
As, terlalu banyak temen mba, yang sebenernya isi kepala mereka ga secerdas orang-orang yang seharusnya bisa masuk kedokteran, tapi akhirnya bisa masuk karena banyaknya uang yang orangtua mereka berikan kepada universitas, semua universitas, entah negeri maupun swasta. kenapa coba banyak orang yang memaksa diri mereka agar diterima di kedokteran padahal otak mereka tidak bisa menerima? karena di dunia in orang yang sakit itu tidak pernah habis, dan sampai kapanpun, kebanyakan orang mau membayar berapapun untuk sembuh. dan teman-teman mba ini tadi, dan mungkin asti nanti, memanfaatkan mereka.
Asti apa bisa membayangkan? standar kesehatan Indonesia ini parah As, dimana-mana banyak orang sakit meninggal tanpa dateng ke dokter karena mahal, perkataan itu udah basi. udah dari jaman penjajahan banyak rakyat Indonesia meninggal karena sakit.
Tapi, dokter, satu-satunya profesi yang bertanggungjawab atas itu semua, banyak yang tidak peduli dan tetap membiakan mahalnya biaya penyembuhan. (mungkin hanya beberapa dokter idealis di dunia ini yang berhati baik, ya Allah, banyakkanlah orang-orang seperti itu). sisanya?
teman-teman mba yang sebentar lagi lulus dari kedokteran dan menjadi dokter. yang menghabiskan seperempat waktu tiap harinya merias diri, berada dalam mobil, atau terbiasa bersenang-senang, apakah mereka dapat turun ke pelosok-pelosok desa terpencil, hidup beberapa hari di desa yang penuh nyamuk, penuh lumpur, untuk sekedar memberikan perawatan atau pemeriksaan gratis? tidak mungkin.
dan kalau asti, menjadi dokter dengan alasan yang sama dengan teman-teman mba tadi, mba lah orang yang pertama-tama menghalangimu, adikku. karena indonesia tidak butuh dokter seperti itu.
semua jurusan di kampus juga seperti itu. indonesia tidak butuh arsitek yang merancang dengan memakai barang-barang impor-oriented. indonesia juga tidak butuh ekonom yang privatisasi-oriented. dan lain sebagainya.
kuliah, dan mengambil jurusan, sangat mempengaruhi masa depan kalian. maksudku bukan hanya mempengaruhi profesi. tapi juga sikap dan kepribadian kalian. makanya, harus sangat hati-hati.
kalian harus sejak sekarang mengetahui bagaimana jurusan masinng-masing memperlakukan mahasiswanya. bagaimana memperlakukan kalian nanti.
aku
- nad
- Jogja, Indonesia
- freeLANDer, freeTHIINKer, freeWRITEr, freeREADer, architect, creativeDESIGNer, PHOTOSHOPer, CORELer, GUITARist, PILOKer, DISCUSSier, EATer, LAUGHer, LOVEr
- aiang aikal
- ardy seto
- arif KA
- asti satu
- denny eko
- dimas agil
- doni
- dwinna
- emel
- erwin jahja
- fikri hidayat
- gandul-gandul
- gilang
- ian
- mas abas
- mas adhi
- mas faaz
- mas fauzi
- mas firman
- mas frizky
- mas hafiq
- mas hilmy
- mas miftah
- mas rendhy
- mas reza
- melyn
- mita
- musyafa
- nasikun
- ninan
- om makbul
- pari
- pras
- raisa
- sau
- si lebah kecil
- sino
- tifa
- yadhi
- zy
2 komen:
wah, ekonom disebut sebut
hahaha
jujur amat tulisannya..
gyahahaha
hahaha,
biar kamu ga ikut-ikutan orang-orang aneh itu zy, hoho
ngmng-ngmng, mau komen tentang krisis amerika?
Posting Komentar
katakan apa yang kamu pikirkan,