masa laluku berarti peledakan

Masa-masa paling sulit dalam hidupku adalah ketika SMA. Kata orang, masa SMA adalah masa terindah dalam hidup seseorang, tapi tidak buatku. Karena masa SMA adalah titik balik dalam hidupku. Saat memilih untuk menyembunyikan perasaan dan melarikan diri dari kenyataan, atau menghadapinya dengan penuh perjuangan agar tidak jatuh atau kalah.

Ini semua tentang masalah keluargaku. Keluargaku sekarang memang tidak broken. Untungnya sekarang semuanya sudah selesai dan kami semua, aku dan ketiga adikku, masih bersama. Well, serapa bencinya seorang anak pada kedua orangtuanya, dia tidak penah ingin mereka berdua bercerai. Berharap mereka mati itu mungkin.

Aku sudah ditawari untuk ikut mama atau papa sejak aku kelas 5 SD dan masalahnya masih berlanjut hingga SMA. Aku tahu semua kebusukan papa sekaligus tahu alasan papa menyakiti mama. Aku tidak bisa menyalahkan siapapun. Aku lantas membenci keduanya. Sejak SD hingga SMA aku memutuskan untuk tidak peduli dengan masalah mereka. Terserah apa yang terjadi, aku tidak mau tahu.

Ketika SD aku sudah pernah minggat beberapa kali. Sejak SMP aku sudah berpikir untuk memakai narkoba. Sejak SMA aku sudah berpikir untuk bunuh diri. Saat di SMA, saat-saat palig burukku, aku bergaul dengan anak-anak berandalan yang orangtua mereka broken, aku nyaman berada dengan mereka. Teman-temanku itu tahu bagaimana mengalihkan pemikian. Bagi mereka, dan aku saat itu, orangtua itu kotoran hidup. Pasti dan tidak bisa dialihkan lagi, kecerdasanku di sekolah menurun dan prestasiku tidak ada apa-apanya dibanding dulu.

Sampai tiba suatu hari aku berada di kondisi yang paling menekan seumur hidupku. Malam itu, papa menyalahkanku atas nilai-nilaiku dan mencampuri urusanku yang bukan urusannya. Di rumah saat itu, aku menumpahkan segalanya. Semua perasaanku dan pemikiranku di depan seluruh keluargaku. Aku membuka lebar-lebar rahasia masing-masing mama dan papa apa yang selama ini aku sembunyikan dan betapa tersiksanya aku karena selama ini telah menyembunyikan rahasia itu. Aku mengungkapkannya dengan penuh emosi, meledakkan segala amarah, menumpahkan semua tangisan. Setelah itu mama memlukku, papa juga memelukku. Itu pertama kalinya pelukan yang aku ingat yang pernah diberikan mama dan papa kepadaku.

Setelah peledakan emosi itu, meskipun sebelumnya aku tidak pernah jujur mengatakannya, aku merasa menjadi anak paling bahagia setelah itu. Aku menjadi tahu bahwa mama dan papa menyayangiku dengan cara mereka sendiri.

Ini titik paling emosional dan paling berharga dalam hidupku. Karena kalau saat itu aku ragu tidak mengatakan apa-apa pada semua orang dan takut kalau keluargaku akan hancur, aku tidak akan pernah merasakan menjadi anak yang paling bahagia sedunia.

Kalau saat itu aku tidak meledak, aku akan tumbuh menjadi anak berandalan seperti teman-temanku itu sekarang, aku akan tersiksa dengan perasaan dan penutupan rahasia itu, dan aku tidak pernah sadar bahwa kedua orangtuaku sangat menyayangiku.

n.b.: makasih buat mas fauzi yang udah ngasih tugas paper "caraku mengatasi saat paling emosionalku". sekarang semuanya sudah banyak yang tahu, sebelumnya hanya kekasihku dan managerku yang tahu masalah ini, semoga banyak yang dapat mengambil pelajaran dari masalaluku. seandainya mama dan papa disana membaca blogku, mereka pasti lebih mengenalku sebagai manusia.

n.b.: selama ini banyak teman yang menganggap hidupku sempurna. tapi kenyataannya tidak.

2 komen:

Raisa Kamila mengatakan...

I was also like you. People might think I'm okay and I have a normal life. But actually, to being normal like you did, I must do something like what you call 'PELEDAKAN'.

It's okay to being that way. And I believe smart people used to be like that ! Haha.

nad mengatakan...

i hope so.
semangat sa!

Posting Komentar

katakan apa yang kamu pikirkan,

aku

Foto saya
Jogja, Indonesia
freeLANDer, freeTHIINKer, freeWRITEr, freeREADer, architect, creativeDESIGNer, PHOTOSHOPer, CORELer, GUITARist, PILOKer, DISCUSSier, EATer, LAUGHer, LOVEr

fans-fansku, hehe

blog yang lain

tulisan masa lalu

kamu orang ke:

Counter