sultan hamengkubowono X

Kemaren aku liat di Metro TV, kalau rakyat Jogja menggelar sidang rakyat untuk memaksa sultan menjabat lagi sebagai gubernur DIY.
Sayangnya, sekarang aku masih ada di Semarang, lagi ga di Jogja. Kalo aku ada disana, paling ngga aku bisa nampang, hehe, atau bisa juga nonton. Soalnya aku bukan rakyat Jogja meskipun tinggal disana. Aku gapunya KTP Jogja, hoho.

Sepanjang pengetahuanku, rakyat Jogja, dari berbagai kalangan udah berkali-kali ngadain aksi longmarch dari Jalan Malioboro sampe Kraton, mereka menuntut agar Sultan bisa kembali ngemongi Jogja. Kelompok yang aku tahu, biasanya dari Persatuan Tukang Becak Jogja, sama dari kelompok kesenian tertentu. Sebenernya bukan cuma itu, tapi itu dua yang aku liat langsung demonya.

Banyak orang Jogja yang udah aku wawancarain tentang Sultan, bilang kalau mereka memang mencintai Sultan, entah karena memang kewajiban turun-temurun, entah karena sifat orang Jawa yang memang setia menghamba pada pemimpinnya, maupun memang karena kepribadan Sultan sendiri.

Tapi sosok Sultan memang sangat dihomati. Misalnya waktu itu ada kasus pembangunan tower PLN tegangan tinggi, atau SUTET. Waktu itu rakyat sekitar jalur tower SUTET merasa dirugikan, karena radiasi, harga tanah yang menurun, dan sebagainya. Tapi setelah itu Sultan turun tangan dan mengatakan pada rakyatnya bahwa tower PLN ini sangat penting untuk penyaluran listrik ke Jogja dan sekitarnya. Jadi untuk warga yang dilewati jalur SUTET diminta untuk berkorban agar listrik bisa sampai ke daerah-daerah yang belum mendapatkan listrik di DIY. Setelah itu, rakyat Jogja tidak pernah proes tentang SUTET lagi, karena, apa kata Sultan lebih baik dilaksanakan. Sultan lebih tahu mana yang lebih baik.

Sangat mungkin bila Sultan memang diperbolehkan menjabat gubernur Jogja lagi. Karena peraturan pemerintah seharusnya tidak boleh menghapus adat dan budaya asli suatu daerah. Apalagi Sultan diminta untuk menjabat lagi oleh rakyat. Karena kalaupun ada Pilkada Gubernur DIY dan Sultan bersedia dicalonkan, kemungkinan besar beliau akan dipilih lagi.

Tapi bukan karena enggan memimpin Jogja lagi sebenarnya kukira alasan Sultan sebenarnya. Sudah banyak yang tahu, untuk pemilihan pesiden 2009 nanti, nama Sultan disebut-sebut sebagai salah satu kandidat presiden dari partai Golkar. Kalau beliau memilih untuk tidak memegang Jogja lagi, aku pikir Sultan bisa jadi calon presiden dari Golkar karena lawan politik dari sana kebanyakan pemain-pemain lama yang sudah terkenal kotor. Namun kalau Sultan menjadi gubernur Jogja lagi, nama Sultan untuk jadi presiden Indonesia tidak lagi diperhitungkan.

Begitu kah? Entahlah, apakah Jogja bersedia membagi Sultan mereka kepada seluruh rakyat Indonesia?

2 komen:

Anonim mengatakan...

memang sulit ya kak
negeri ini mencari seorang pemimpin
yang betul betul
BRILLIANT

nad mengatakan...

emang susaah..

Posting Komentar

katakan apa yang kamu pikirkan,

aku

Foto saya
Jogja, Indonesia
freeLANDer, freeTHIINKer, freeWRITEr, freeREADer, architect, creativeDESIGNer, PHOTOSHOPer, CORELer, GUITARist, PILOKer, DISCUSSier, EATer, LAUGHer, LOVEr

fans-fansku, hehe

blog yang lain

tulisan masa lalu

kamu orang ke:

Counter