The looser the Champion

aku merasa aku lebih hebat dari tampakan luarku. maksudku, aku orangnya aneh, keseharianku aku isi dengan keurakan dan kesemrawutan yang aku lakukan. kamar berantakan, jarang mandi (tapi sekarang udah rajin), cucian segunung, jarang ada di kosan, sibuk di luar dengan berbagai aktivitas. tapi aku tetap menjaga nilaiku tidak turun. dan aku terus melakukan perjuangan.

hari ini aku dua kali diremehkan.
pertama, ketika temanku tahu nama lengkapku, Nadia Aghnia Fadhillah, dia komentar, "nama bagus-bagus begini, kok anaknya cuman kayak gini?" aku hanya nyengir.
kedua, temanku yang tahu: kamarku sebegitu berantakannya, cucianku sebegitu tinggi tumpukannya, sebegitu lama rendaman cucian hingga apek, sebegitu jarang aku terlihat belajar, dia meremehkanku dengan menyalahkanku sebentar-sebentar kalau ada yang salah. Masalahnya hanya satu, dia tidak tahu nilai IPku berapa, sehingga hanya berpikir orang yang urakannya sepertiku dan malasnya sepertiku, tidak akan mungkin mendapat IP bagus, dan itu berarti orang sepertiku adalah orang yang patut disalahkan atas segala musibah-musibah dunia karena aku anak paling berandal dan bodoh sedunia.

haruskah kehebatan seseorang ditampakkan dari luar? tergantung konteksnya.

kadang aku perlu menjadi orang yang berpura-pura galak dan kejam ketika disampingku duduk laki-laki yang tidak aku kenal dan dia berusaha mendekat.
kadang aku perlu menjadi orang yang berpura-pura bodoh dan berandal ketika disuatu tempat hanya berisi orang-orang pendiam dan serius.
kadang dengan menyembunyikan nilai-nilaiku, orang-orang menjadi tidak perlu begitu memata-matai cara belajarku, dan tidak merasa aku saingan mereka. menyenangkan rasanya, tidak dianggap namun dapat secara tak terduga mengalahkan mereka. well, apa namanya? kuda hitam? oh yeah, menyenangan sekali.

temanku memang mungkin seharusnya meremehkanku, karena kalau sifat dan tingkah lakuku sesempurna namaku (dalam bahasa arab, namaku menggunakan ungkapan superlative), aku bakal mejadi perempuan sempurna dan temanku itu pasti merasa iri padaku karena kesempurnaanku, haha. untung saja tidak.

temanku yang tahu kamarku itu, kalau dia sampai tahu IPku, dia pasti bakal heran setengah mati, betapa aku, orang yang terlihat malas-malasan dan tidak punya waktu untuk belajar dengan begitu saja bisa mendapatkan nilai bagus, padahal oranglain harusnya harus berjungkir balik untuk mendapatkannya.

semuanya tertulis, toh yang bisa menilai diri kita secara adil dan sempurna hanya Allah SWT.
sekarang aku tahu rasanya direndahkan, dan aku berjanji tidak akan merendahkan oranglain lagi.

4 komen:

Anonim mengatakan...

asw

haluuuuuuuuu...

anak muda, ingatlah ucapan seorang pakar seksologi bernama C-Kink bahwa, "IP ini hanya titipan". hari ini kita bisa berbangga, tapi siapa yang tau tentang IP kita di keesokan hari? bagaimana jika hidayah akan IP ini dicabut secara tiba2?

maka perbanyaklah amal untuk menolak bala. salah satunya dengan mencuci mobil ku atau mengisi bensinnya. huohohohoho...

wasw

Raisa Kamila mengatakan...

menurutku saat kita diremehkan, disitulah kita jadi lebih kuat dan ingin membuktikan sebenarnya kita siapa.

nad mengatakan...

mas rendhy, hum.. ia mas, tapi aku kan ga pamer-pamer nilai IP, tetep aku sembunyiin juga.

raisa, ia sa, bner juga, makasih ya atas dukungannya.

Anonim mengatakan...

aio semangad nad ^^ jangan nyerah

Posting Komentar

katakan apa yang kamu pikirkan,

aku

Foto saya
Jogja, Indonesia
freeLANDer, freeTHIINKer, freeWRITEr, freeREADer, architect, creativeDESIGNer, PHOTOSHOPer, CORELer, GUITARist, PILOKer, DISCUSSier, EATer, LAUGHer, LOVEr

fans-fansku, hehe

blog yang lain

tulisan masa lalu

kamu orang ke:

Counter