bapak ideologisku
Namanya Muhammad Firman. Pernah tinggal di banyak tempat di Indonesia, namun selama kuliah di ITB hingga sekarang, dia tinggal di Bandung. Di ITB mengambil Fakultas Biologi dan menyelesaikan s1nya selama tujuh tahun, hampir drop out. Tapi dengan bangganya mengatakan dia masih membayar biaya kuliah limaratus ribu persemester.
Dia kakak kelasku di SMA 3 Semarang. Meskipun aku tidak pernah melihatnya sekolah, karena jarak angkatan kami mencapai 9tahun, tapi di SMA 3 Semarang, namanya melegenda. Dia sering datang ke SMAku, menajarkan idealisme sejak dini. Dulu ketika SMA pun, dia melakukan banyak hal untuk SMA 3 Semarang. Diantaranya menetapkan dasar-dasar dan nama bagi oganisasi terbesar di SMA 3 Smg, KS 149, di tempat lain dikenal dengan pramuka. Dan menjadi founding father organisasi kekritisan yang aku ikut di dalamnya, Forum Diskusi Ilmiah.
Mas Firman, begitu aku panggil, sangat idealis. Dia berpikir banyak hal, membaca banyak hal, dan menuliskannya, kemudian tdak sungkan membaginya dengan orang lain. Cita-cita besarnya adalah menyejahterakan rakyat Indonesia, dan berdaulat. Sekarang, dia memilih melepas pekerjaannya di Salman ITB, untuk membaktikan diri pada masyarakat disekitar lingkungannya. Menolong pekerjaan pembuatan jembatan, pembangunan sistem irigasi maupun sanitasi yang baik, menolong seorang anak kurang mampu untuk dapat diterima di sekolah dengan beasiswa, dan sebagainya. Dia sangat bahagia dengan hidupnya.
Mas Firman, sejak aku SMA kelas 1, sering datang ke Semarang dari Bandung, untuk mengajarkan pada kami dasar-dasar "hidup". Memberitahukan kamu buku-buku bagus, mengajak kami belajar dari alam, menyelami pribadi untuk mencari jati diri, memberi tugas menulis, public speaking. Dan ketika dilihatnya hanya aku yang excited dengan pelajarannya, akhirnya beberapa kali aku mendapatkan kelas intensive sendirian. Teman-temanku yang lain, saat itu kami sebelas orang, ada yang tidak peduli dengan firmanologi, hingga telat merespon.
Latihan-latihan kritis yang diberikan Mas Firman pada kami, terrutama aku, membuka mataku akan dunia. Dulu, aku tidak peduli dengan apa yang terjadi di dunia, atau terhadap diriku sendiri. Dulu, aku orang yang sangat tidak penting. Dulu aku tidak tahu bahwa aku bisa berpikir apalagi menulis. Intinya, dia membuatku sadar, untuk hidup dengan idealisme, hidup penuh dengan tanggung jawab dan berbuat. Karena aku dekat dengan guruku itu, orang-orang menyebutnya Bapak Ideologisku.
Mas Firman telah melakukan banyak untuk aku bisa "hidup". Aku menjadi mengenal diriku sendiri dan tahu apa yang bisa aku lakukan untuk dunia. Bahkan aku lebih bahagia dapat membuat Bapak Ideologisku bangga terhadap diriku daripada membuat orangtuaku sendiri bangga terhadapku. Karena, aku berusaha menjadi benar dalam sikap hidup. Ah ya, dialah Bapak Ideologisku yang akan selalu bangga terhadap diriku selama aku menjadi diriku sendiri.
aku
- nad
- Jogja, Indonesia
- freeLANDer, freeTHIINKer, freeWRITEr, freeREADer, architect, creativeDESIGNer, PHOTOSHOPer, CORELer, GUITARist, PILOKer, DISCUSSier, EATer, LAUGHer, LOVEr
- aiang aikal
- ardy seto
- arif KA
- asti satu
- denny eko
- dimas agil
- doni
- dwinna
- emel
- erwin jahja
- fikri hidayat
- gandul-gandul
- gilang
- ian
- mas abas
- mas adhi
- mas faaz
- mas fauzi
- mas firman
- mas frizky
- mas hafiq
- mas hilmy
- mas miftah
- mas rendhy
- mas reza
- melyn
- mita
- musyafa
- nasikun
- ninan
- om makbul
- pari
- pras
- raisa
- sau
- si lebah kecil
- sino
- tifa
- yadhi
- zy
1 komen:
hihi...kalau buat aku mah, kang firman ni musuh ideologis !! haha..
kangen uy debat ma beliau..
lam kenal ah ^^
Posting Komentar
katakan apa yang kamu pikirkan,